Menurut data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setengah populasi dunia, atau sekitar 3.5 miliar orang, mengalami kekurangan mikronutrien. Mikronutrien adalah zat-zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil oleh tubuh manusia, namun memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan dan fungsi tubuh.
Kekurangan mikronutrien dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pertumbuhan dan perkembangan, hingga gangguan fungsi organ tubuh. Beberapa contoh mikronutrien yang sering kekurangan adalah zat besi, vitamin A, vitamin D, dan asam folat.
Di Indonesia sendiri, masalah kekurangan mikronutrien juga merupakan masalah yang serius. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 37% anak di bawah lima tahun mengalami kekurangan zat besi, dan sekitar 23% mengalami kekurangan vitamin A. Kekurangan mikronutrien ini dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, serta meningkatkan risiko penyakit infeksi.
Untuk mengatasi masalah kekurangan mikronutrien, penting bagi masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan zat gizi, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein hewani. Selain itu, penting juga untuk mengonsumsi suplemen mikronutrien jika diperlukan, terutama bagi kelompok yang rentan mengalami kekurangan zat gizi, seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mengatasi masalah kekurangan mikronutrien, dengan melakukan program-program kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan konsumsi makanan bergizi, serta memberikan suplemen mikronutrien bagi kelompok yang membutuhkan.
Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi mikronutrien yang cukup, diharapkan masalah kekurangan zat gizi dapat diminimalisir, dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan dapat terjaga dengan baik.