Ahli Kesehatan Sebut Kondisi Tidak Boleh Dipaksakan Usai Libur Lebaran
Setelah melewati masa libur Lebaran yang panjang, banyak dari kita mungkin merasa sulit untuk kembali beradaptasi dengan rutinitas sehari-hari. Namun, ahli kesehatan mengingatkan bahwa kondisi tubuh dan pikiran tidak boleh dipaksakan setelah libur panjang tersebut.
Menurut dr. Maya, seorang dokter spesialis kesehatan jiwa, perubahan drastis dalam pola tidur dan pola makan selama libur Lebaran bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan. “Seringkali, setelah libur Lebaran, orang merasa lelah dan stres karena harus kembali bekerja dan menghadapi rutinitas sehari-hari yang padat,” kata dr. Maya.
Ia menambahkan bahwa memaksakan diri untuk kembali beraktivitas dengan intensitas tinggi setelah libur bisa menyebabkan stres, kelelahan, dan bahkan depresi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memberikan waktu yang cukup bagi tubuh dan pikiran untuk pulih dan kembali ke kondisi yang optimal.
Dr. Maya menyarankan agar kita melakukan beberapa hal berikut untuk membantu tubuh dan pikiran pulih setelah libur Lebaran:
1. Istirahat yang cukup: Berikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk istirahat dengan tidur yang cukup setiap malam. Hindari begadang dan usahakan untuk tidur pada jam yang sama setiap hari.
2. Makan makanan sehat: Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang untuk mendukung kesehatan tubuh dan pikiran. Hindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak jenuh.
3. Berolahraga secara teratur: Lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki atau bersepeda untuk menjaga kondisi fisik dan mental tetap baik.
4. Tetap menjaga pola tidur: Usahakan untuk tetap menjaga pola tidur yang baik dan konsisten, meskipun setelah libur Lebaran.
Dengan memberikan waktu yang cukup bagi tubuh dan pikiran untuk pulih setelah libur Lebaran, kita dapat kembali beraktivitas dengan lebih baik dan menghindari risiko stres dan kelelahan. Jadi, janganlah memaksakan diri setelah libur panjang tersebut dan berikan waktu yang cukup bagi diri sendiri untuk pulih dan kembali ke kondisi yang optimal.